Kamis, 01 Mei 2014

Tradisi Adu Domba di Garut

Di Jawa Barat, khususnya Garut, ada salah satu kesenian yang sangat populer di kalangan masyarakat yang dinamakan seni ketangkasan domba garut. Kesenian ini merupakan warisan budaya yang diturunkan secara turun-temurun dari generasi ke generasi hingga sekarang sehingga kesenian ini masih tetap lestari.


Pada intinya adu domba ialah ajang pamer ketangkasan hewan ternak yang pada akhirnya akan menaikan gengsi suatu perkumpulan ternak tertentu. Para pesertanya ialah peternak-peternak domba yang tersebar hampir di seluruh jawa barat, terutama daerah garut, sumedang, bandung, majalengka dll.




Banyak daerah yang dikenal sebagai sentra ternak domba Garut, yaitu Samarang, Wanaraja, Bungbulang, Singajaya, Banjarwangi, Banyuresmi dan lainnya. Di daerah-daerah inilah dilakukan mulai dari pembibitan sampai siap dijual. Kini domba garut masih menjadi domba unggulan yang harganya (domba dewasa) bisa mencapai puluhan bahkan ratusan juta rupiah. 

Secara kebetulan pada saat kami sekeluarga pergi berlibur digarut, mamang (om laki-laki) saya yang tinggal di garut sedang melaksanakan tradisi adu domba di daerah wanaraja. Perkumpulannya ditunjuk sebagai panitia pelaksana. Padepokan Gagak Rancang itu nama perkumpulan yang dikelola oleh mamang saya. 

Merupakan pengalaman pertama saya bisa menyaksikan tradisi ini. Suasananya ramai, karena memang diikuti oleh berbagai padepokan atau perkumpulan peternak domba di wilayah garut maupun diluar wilayah garut. Event ini memang memiliki gengsi yang cukup tinggi, karena banyak tokoh-tokoh sunda yang merupakan pengemar maupun pemilik domba tsb. Hadiah yang diperebutkan juga tidak sembarangan, hadiah mobil dan motor adalah hal yang sudah biasa. Tidak mengherankan karena harga seekor domba adu bisa mencapai jutaan bahkan ratusan juta rupiah.

Seperti halnya pertandingan tinju, ajang ini pun dilengkapi oleh juri penilai, wasit, pelatih domba. Setiap pertandingan dibagi kedalam 2 ronde, dan masing-masing ronde terdiri dari sepuluh kali tumbukan kepala. Dan dibagi kedalam kelas-kelas berbeda berdasarkan bobot domba tsb.

Yang uniknya bagi saya adalah domba-domba adu tersebut sangat nurut dengan pelatihnya, seolah-olah mereka mengerti apa yang di intruksikan oleh sang pelatih. 

Di event adu domba ini pun biasanya diselingi oleh atraksi pencak silat dan musik tradisional. Ini menjadikan kegiatan tersebut lebih menarik dan meriah, sayangnya promosi yang masih bersifat internal dikalangan penggemar domba, menjadikan tradisi yang memiliki nilai wisata ini belum mampu menarik wisatawan asing atau mendatangkan devisa bagi daerah. Karena dilihat dari penonton yang ada, adu ketangkasan domba ini masih disukai oleh masyarakat, terutama masyarakat lokal.

Semoga populasi domba garut tetap terjaga dan tradisi peninggalan leluruh ini pun tetap lestari & bertahan.


Salam,
@awale77

Garut, 04 Jan 2014
Postingan yang telat...hihihihi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar